hening memecah pandangan senja ini
aku berdiri
disebuah teras rumah
entah menanti siapa
terbesit pun tidak
ragu mengetuk
kubiarkan kaki memaku
aku berdiri
disebuah teras rumah
entah menanti siapa
terbesit pun tidak
ragu mengetuk
kubiarkan kaki memaku
tak lama akhirnya kau datang
senyum yang mengunci bibir
tatap yang melebarkan mata
peluk yang mendebarkan hati
sepertinya aku mengenalmu
senyum yang mengunci bibir
tatap yang melebarkan mata
peluk yang mendebarkan hati
sepertinya aku mengenalmu
aku masih tak tahu
dimanakah aku saat ini
nafasku memburu
entah kekuatan apa yang merasuki ku
hangatmu terasa kekal
namun ada sakit yang perlahan menggerogoti
dimanakah aku saat ini
nafasku memburu
entah kekuatan apa yang merasuki ku
hangatmu terasa kekal
namun ada sakit yang perlahan menggerogoti
dimanakah aku?
apakah ini nyata?
apakah aku tidak nyata
dan kau nyata?
ataukah aku nyata
dan kau tidak nyata?
mengapa damai ini ditemani gundah?
mengapa bahagia dilengkapi kesedihan?
apakah aku, apakah aku?
apakah ini nyata?
apakah aku tidak nyata
dan kau nyata?
ataukah aku nyata
dan kau tidak nyata?
mengapa damai ini ditemani gundah?
mengapa bahagia dilengkapi kesedihan?
apakah aku, apakah aku?
ini sangat mengganggu...
tak lama, akhirnya aku terbangun
ini mimpi, hanya mimpi saja
aku menghela napas panjang
ini mimpi, hanya mimpi saja
aku menghela napas panjang
kembali aku tertidur pulas
aku mengulang surga-neraka yang sama
aku dicumbu sekaligus di iris
mataku berderai air mata
sembari membentuk simpul senyum itu
aku mengulang surga-neraka yang sama
aku dicumbu sekaligus di iris
mataku berderai air mata
sembari membentuk simpul senyum itu
kali ini aku benar-benar terbangun
kehadiranmu dalam mimpi semalam
ternyata tanda tak kehadiranmu hari ini
ternyata tanda tak kehadiranmu hari ini
Candi, 11 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar