Sabtu, 07 Mei 2016

Kau, awan, rahasia

Sangat sayup terdengar
Suara rintik hujan sore ini
Entah mengapa, aku tak terkejut
Tak takut, kubiarkan payung itu patah
Kau sudah terbiasa menurunkan nya disini
Jadi untuk apa aku terkejut?
Bahkan aku tahu, sampai dibatas mana tetes mu akan mengering
Sebuah pertanyaan terbesit dalam pikiran
Bukan tentang mengapa awan mengeluarkan tetes air hujan
Tapi mengapa ia hanya turun disini?
Mengapa tak di sudut sana?
Mengapa tak di muara itu?
Mengapa harus di taman ini?
Rahasia ini mengingatkanku pada seorang kawan
Yang menghujani diriku dengan berjuta rasa rindu
Aku tak terkejut, kau sudah melakukan nya berkali-kali
Berkali-kali tatapan itu kurasakan
Tapi, mengapa harus aku?
Mengapa bukan dia?
Atau mengapa bukan mereka?
Seperti rintikan sore ini, rindunya begitu menggebu
Tapi hanya sayup terdengar
Aku tak mendengar apa yang akan kau sampaikan
Apa aku yang terlalu tuli?
Ataukah memang kau tak berucap apapun?
Hanya bisa menutup mata
Mecoba menggapai lembut langit-langit
Membaca setiap tetesan yang jatuh tepat dikulitku
Berharap kutemukan kata menembus makna
Kau, awan dan rahasia

2 komentar: